http://images.detik.com/content/2014/12/19/328/telkomlogo300.jpg

Perombakan! Belakangan kata ini kian akrab dengan BUMN, khususnya dari jajaran direksinya. Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahkan ikut turun tangan untuk menentukan para bos-bos perusahaan pelat merah.

Pertamina dan Garuda Indonesia adalah dua BUMN yang sudah merasakan aksi rapih-rapih Presiden Jokowi dan Menteri BUMN Rini Soemarno demi memperbaiki kinerja perusahaan.

“Sekali lagi, kita ingin memperbaiki semua BUMN kita. Dalam rangka memperbaiki itu ada banyak jalan, dan jalan-jalan yang ingin ditempuh saya mendapatkan usulan-usulannya,” kata Jokowi usai membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) di Hotel Bidakara, Jakarta, kemarin.

“Pertimbangan-pertimbangan apapun akan kita gunakan dalam rangka memperbaiki BUMN kita untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia,” lanjutnya.

Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, sebelumnya presiden dilibatkan untuk pemilihan BUMN-BUMN strategis saja, seperti Pertamina atau PLN. Namun kini, beberapa BUMN lain, direksinya juga akan dipilih presiden.

“Ada 20 BUMN strategis perlu proses detil. Dalam arti harus ke Setkab (Sekretaris Kabinet). Konsultasi dilakukan ke Presiden dan menteri teknis,” kata Rini.

Presiden sendiri berperan sebagai Ketua Tim Penilai Akhir (TPA) yang menentukan posisi direksi BUMN strategis. Di bawah kendali Rini, peran presiden diperluas

Setiap pemilihan direksi di 20 BUMN ini akan melibatkan peran Jokowi. Memang Rini tidak memerinci 20 BUMN tersebut, ia hanya menyebut dua di antaranya yaitu Telkom dan Angkasa Pura.

“Misal Telkom, meski nggak masuk BUMN strategis, tapi tetap perlu konsultasi ke Rudiantara (Menkominfo) dan bapak Presiden,” jelasnya.

Berbicara soal Telkom, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa BUMN telekomunikasi itu bakal digelar siang ini, Jumat (19/12/2014). Di arena inilah Telkom bakal mengumumkan siapa nakhoda barunya selepas ditinggal Arief Yahya yang menjadi Menteri Pariwisata.

Namun menilik perombakan yang terjadi di Pertamina dan Garuda Indonesia, besar kemungkinan jika RUPSLB Telkom tak cuma memilih dirut baru, jajaran direksinya juga bisa kena perombakan.

Lihat saja Pertamina, Jokowi melalui Kementerian BUMN baru saja memberhentikan seluruh jajaran direksi Pertamina. Keputusan ini tertuang dalam Keputusan Menteri (Kepmen) BUMN yang disetujui Jokowi selaku Ketua Tim Penilai Akhir (TPA).

Menurut Rini, tujuan diberhentikannya seluruh direksi lama, supaya Pertamina ada penyegaran dan bisa menjadi perusahaan kelas dunia yang transparan.

Sementara Garuda Indonesia, cuma ada dua direksi lama yang disisakan. Yakni Heriyanto Agung Putra sebagai Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum dan Novijanto yang menjabat Direktur Operasi.

Nah, bagaimana dengan Telkom? Meski tak masuk sebagai BUMN strategis tetap saja Telkom merupakan flag carrier Indonesia yang membawahi banyak anak usaha penting di industri IT dan telekomunikasi Tanah Air.

Bola kini berada di tangan Presiden Jokowi, akankah Telkom dianggap perlu penyegaran untuk berlari lebih cepat sehingga perlu dilakukan perombakan?

sumberdetik.com

Leave a Comment