Sepanjang tahun 2014 banyak aplikasi-aplikasi menarik yang ramai digunakan bahkan menjadi bahan perbincangan di antara pengguna gadget.

Ada yang seru, menarik, namun ada juga yang mengundang kontroversi. Semuanya punya porsi masing-masing.

Berikut detikINET rangkumkan beberapa aplikasi menarik di tahun ini, mulai dari game sampai aplikasi yang mendukung digital lifestyle:

1. Uber

http://images.detik.com/content/2014/12/19/398/135110_uber.jpg

Tahun 2014 bisa dikatakan sebagai tahun yang cukup tangguh bagi aplikasi Uber. Bagaimana tidak, aplikasi ini banyak menuai kontroversi di mana-mana, termasuk di Indonesia.

Bagi Anda yang tak terlalu akrab dengan aplikasi ini, Uber adalah aplikasi perantara antara penumpang dengan mobil sewaan. Sebut saja, aplikasi ini mirip dengan aplikasi pemesanan taksi pada umumnya. Hanya saja, mobil yang menjemput pengguna bukan taksi, melainkan mobil pribadi yang disewa.

Uber pertama kali dirilis di San Francisco pada tahun 2009 lalu. Hingga kini aplikasi tersebut sudah beredar di 170 kota di seluruh dunia, termasuk Jakarta.

Sejak meluncur, Uber kerap menuai pro kontra di berbagai belahan dunia, khususnya dari para perusahaan transportasi. Pasalnya, Uber sendiri tidak memiliki armada seperti taksi pada umumnya, melainkan hanya perwakilan di tiap kota yang melakukan kerjasama dengan mobil sewaan. Mobil yang digunakannya pun tak berplat kuning tetapi plat hitam.

Legalitas Uber dipertanyakan. Di Indonesia, beberapa waktu yang lalu, Uber sempat dipermasalahkan oleh Dinas Perhubungan DKI Jakarta.

Tak hanya dengan Dinas Perhubungan, Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama pun menentang layanan ini. Meskipun, Uber mengklaim ingin menjadi solusi kemacetan di Ibukota.

“Indonesia adalah negara penting bagi Uber. Bukan hanya karena populasinya yang besar, namun banyak lokasi yang bisa dijelajahi, termasuk di Jakarta,” ujar Mike Brown, Regional General Manager Uber Southeast Asia.

Indonesia bukanlah satu-satunya negara yang bereaksi terhadap Uber. Singapura, Jerman, Spanyol, dan Brazil pun turut menentang layanan yang menurut mereka sebagai taksi ilegal ini.

Bahkan, belakagan India turut menentang Uber karena terjadi peristiwa mengenaskan, dimana seorang supir Uber tega memperkosa penumpang wanitanya.

Uber memang menimbulkan sejumlah polemik di berbagai Ibukota. Namun, terlepas dari semua itu, sebetulnya Uber menawarkan konsep yang menarik tentang bagaimana menggunakan transportasi di kota.

2. Nike+

http://images.detik.com/content/2014/12/19/398/135206_nikerunningandroidapp.jpg

Tahun 2014 menjadi tahun dimana tren gaya hidup sehat digandrungi oleh masyarakat, khususnya masyarakat perkotaan. Banyak dari kaum urban yang sedikit demi sedikit meninggalkan kebiasaan buruknya dengan mulai berolahraga. Lari adalah salah satunya.

Tren ini kemudian diakomodir oleh vendor dan developer dengan menciptakan perangkat dan aplikasi yang mendukung kebutuhan berolahraga. Salah satu aplikasi olahraga yang happening adalah Nike+.

Ya, aplikasi buatan brand sport asal Amerika Serikat ini memungkinkan pengguna untuk melacak jarak yang ia tempuh ketika ia sedang berlari.

Nike+ bekerja dengan memanfaatkan sistem navigasi GPS. Pengguna pun bisa membandingkan data hasil lari yang ia peroleh sebelumnya dengan yang terbaru.

Ketika berlari, pengguna juga dapat melihat berbagai macam data, seperti jarak, cuaca, jumlah kalori yang terbakar, dan berapa waktu yang ia butuhkan untuk bisa lari sepanjang yang ia tempuh.

Sebelumnya, aplikasi ini mungkin hanya dipakai di kalangan olahragawan atau atlit lari saja. Namun, seiring berkembangnya media sosial (medsos), aplikasi ini lantas menjadi tren baru bagi penggiat medsos. Banyak dari mereka yang berbagi hasil latihannya ke Path dan Facebook.

Hal ini mungkin menjadi sebuah motivasi tersendiri bagi pengguna. Dimana ketika ia memposting hasil larinya, pengguna medsos lain terkadang mengomentari atau memberikan dukungan, sehingga ke depannya ia akan semakin semangat untuk latihan.

Aplikasi ini diciptakan seiring dengan beredarnya produk Nike lain yang dirancang untuk hal serupa, misalnya Nike+ SportBand, Nikewatch GPS, Nike FuelBand, hingga beberapa model sepatu running yang dipasangkan sensor untuk melacak kegiatan berolahraga penggunanya.

Aplikasi Nike + dapat didownload secara gratis untuk para pengguna Android dan iOS di masing-masing toko aplikasi App Store dan Google Play Store.

3. Line Let’s Get Rich

http://images.detik.com/content/2014/12/19/398/135429_letsgetrich.jpg

Bagi Anda pengguna Android dan iOS, rasanya tidak akan asing lagi dengan aplikasi yang satu ini. Ya, aplikasi besutan CJ Netmarble bersama dengan Line ini sempat masuk ke dalam daftar top aplikasi game mobile di tahun 2014. Kokbisa?

Bila diperhatikan, Line Let’s Get Rich tak ubahnya permainan board game klasik terkenal di Indonesia yang dinamakan Monopoli. Line Lets Get Rich jadi contoh sukses board game yang digitalkan. Game ini sebelumnya muncul di platform PC desktop. Namun, seiring berkembangnya waktu game ini akhirnya diterbitkan di paltform mobile.

Tak menunggu lama, Line LGR berhasil mencuri perhatian pengguna gadget di seluruh Indonesia dan menggeser kepopularan Candy Crush Saga yang waktu itu merajai tangga game. Jumlah unduhannya pun perlahan perlahan-lahan melesat naik dengan perolehan jumlah download mencapai 10 juta download di Google Play Store.

Sebagian pemain mengaku, hadirnya game yang rilis pada bulan Juli 2014 kemarin seolah menjadi obat rindu dan bernostalgia ketika bermain game ini sewaktu kecil.

Seperti yang sudah dikatakan di awal, cara bermain game ini tak berbeda dengan Monopoli. Pemain yang maksimal orang harus mengelilingi papan untuk menunjukkan siapa yang paling berkuasa. Untuk bisa bermain Line LGR, pengguna tentu harus login menggunakan akun Line mereka.

Menariknya, game ini telah ditambahkan berbagai macam fitur lokal, seperti bahasa dan lanskap yang berupa peta wilayah Indonesia yang menampilkan 14 kota besar di Indonesia berikut dengan beberapa tempat wisata terkenal di Tanah Air. Walaupun dapat di-download secara gratis, game ini tetap menawarkanin-app purchase.

4. Clash of Clans

http://images.detik.com/content/2014/12/19/398/135523_clashofclans.jpg

Dari segelintir game yang marak diperbincangkan atau dimainkan sepanjang tahun 2014, nama Clash of Clans nyatanya masih masuk ke dalam daftar tersebut. Padahal, game besutan Supercell itu sudah eksis di dunia game mobile sejak beberapa tahun yang lalu.

Ya, dari sekian banyak pengguna gadget di Ibukota, kami masih menemukan pengguna yang asyik bermain game yang mengusung genre combat strategyitu. Clash of Clans sebenarnya bukan sekadar game biasa.

Selain mengasah kemampuan kita dalam membangun sebuah benteng dan merancang strategi menyerang, game ini ternyata juga memiliki fungsi sosial.

Sesuai namanya, game ini punya fitur yang dinamakan clan. Lewat Clan, pengguna bisa saling berinteraksi dengan pemain Clash of Clans lain yang tergabung ke dalam clan yang sama.

Tak hanya saling berinteraksi di dalam game, beberapa di antaranya juga kerap mengadakan kopi darat. Inilah yang kemudian membuat umur game ini tetap langgeng.

Padahal, jika dilihat dari perkembangan game mobile saat ini, banyak game serupa yang bertebaran di toko aplikasi macam Google Play Store dan App Store. Sebut saja Boom Beach, Mark of The Dragon, dan lain-lainnya.

Sejak pertama kali rilis hingga sekarang, Clash of Clans telah melakukan beberapa kali update. Mulai dari penambahan karakter hero, hingga beberapa fitur terbaru, seperti Clan War. Fitur Clan War ini adalah fitur dimana clan bisa saling serang.

Clash of Clans saat ini baru tersedia untuk pengguna perangkat Android dan iOS, sedangkan untuk pengguna Windows Phone tampaknya harus bersabar. Karena hingga saat ini belum ada kabar apakah game ini akan rilis di Windows Phone atau tidak.

5. VSCO CAM

http://images.detik.com/content/2014/12/19/398/135624_vscocam.jpg

Di antara berbagai macam aplikasi editing dan filtering foto, nama VSCO CAM mencuat ke permukaan. Aplikasi buatan Visual Supply Co., memulai debutnya pertama kali di tahun 2012 lalu melalui perangkat iOS. Baru satu tahun sesudahnya, aplikasi ini mampir ke perangkat robot hijau di tahun 2013.

Aplikasi ini tenar di kalangan pengguna Instagram, dimana beberapa pengguna Instagram kerap memakai hastag #vscocam di setiap postingannya. Dengan VSCO CAM pengguna bisa mengedit foto layaknya fotografer professional dengan warna-warna vintage cerah ataupun bergaya gloomy.

Untuk dapat menggunakan VSCO CAM, pengguna bisa memilih dua opsi, yakni memasukkan foto dari galeri atau mengambil gambar langsung dari aplikasi ini.

Aplikasi ini menawarkan tingkat ragam modifikasi foto dengan banyaknya preset yang disediakan dan user interface yang sederhana. Dengan user interface yang sederhana itu, pengguna pun bisa dengan mudah mengedit sebuah foto dengan apik bak editor foto profesional.

Sebagian besar filter yang terdapat di VSCO CAM bisa dipakai secara cuma-cuma alias gratis. Sedangkan untuk filter berbayarnya, hanya ada beberapa saja. Itu pun tak begitu pengaruh, karena untuk filter gratisannya saja sudah lebih dari cukup.

6. Flappy Bird

http://images.detik.com/content/2014/12/19/398/134951_flappybird.jpg

Berbicara game mobile terpopuler, pastinya tidak luput dengan game yang satu ini. Ya, game bikinan Dong Nguyen itu memang sempat menjadi game terpopuler di tahun 2014, sebelum akhirnya burung konyol itu jatuh dan tak bisa mengepakkan sayapnya lagi.

Flappy Bird pertama kali diciptakan di tahun 2013 oleh sebuah studio developer game asal Vietnam, Nguyễn Hà Đông. Setahun kemudian, popularitas game yang mengusung genre arcade ini secara tiba-tiba melonjak di tahun 2014 dengan perolehan keuntungan sebesar Rp 600 juta per hari.

Kebanyakan developer akan merasa senang jika game buatannya disukai jutaan orang. Namun, hal itu tampaknya tidak berlaku bagi Dong Nguyen. Popularitas Flappy Bird nyatanya tidak membuat sang pencipta bahagia.

Nguyen merasa hidupnya menjadi tidak tenang lantaran kerap jadi sorotan media. Nguyeng pun terpaksa menarik game yang telah memperoleh unduhan puluhan juta itu dari Apple App Store dan Google Play Store.

“Para awak media terlalu berlebihan merespons kesuksesan game saya. Saya tidak pernah menginginkan hal ini, jadi tolong beri saya ketenangan,” kicau Nguyen dalam akun Twitternya kala itu.

Tak hanya itu, alasan lain penarikan Flappy Bird tak lain adalah karena Nguyen tak ingin orang-orang jadi ketagihan bermain Flapyy Bird. Alasan yang aneh bila dipikir.

Pun telah ditarik dari toko aplikasi digital, kepak sayap Flappy Bird justru semakin kencang dan menjadi game yang dicari-cari. Tidak sedikit dari orang-orang yang akhirnya menjual perangkat gadgetnya dengan harga yang lebih tinggi lantaran di dalam perangkatnya itu terdapat game Flappy Bird.

Bahkan, seorang pria bernama Jeff Nelson rela menyewakan iPhone 5 miliknya di situs eBay bagi siapapun yang ingin bermain Flappy Bird.

Tak hanya berdampak kepada para pemainnya, game Flappy Bird pun secara tidak langsung menciptakan tren game mobile yang baru. Beberapa developer yang mencoba untuk mendompleng kepopularan Flappy Bird saling berlomba untuk menciptakan game dengan konsep serupa

sumber : detik.com

Leave a Comment